Kamis, 29 April 2010

Gerakan Menabung


Bantar Gebang, Blog Spot BPB – Ekonomi lebih baik, hidup sejahtera dan bisa menabung menjadi harapan buruh yang sedang terjebak dalam kondisi ketidakpastian.

Demikian harapan keluarga buruh yang disampaikan pada pertemuan buruh kontrak & outsourcing di Bantar Gebang- Bekasi, Sabtu (17/4)

Realita di lapangan, sebagian buruh kontrak & outsourcing mendapat penghasilan dibawah upah minimum kabupaten (UMK), banyak hutang dan tidak memiliki tabungan. “Bagaimana bisa menabung, untuk makan saja tidak cukup”, ungkap Supriyatun.

Selain system hubungan kerja yang fleksibel yang menjadi penyebab, kemiskinan buruh juga disebabkan oleh keterpaksaan mempertahankan hidup dengan cara “gali lubang tutup lobang”(banyak hutang- red).

Untuk melawan kemiskinan tersebut, buruh sepakat untuk meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan uang yang sedikit itu. “Bagaimana dapat mengelola uang yang sedikit itu”, ujar Magdalena. “Justru uang yang sedikit itu harus dikelola dengan baik”, kata Gathot.

“Ada 4 kebiasaan manusia dalam mengelola uang”, kata Gathot. Tipe I , orang ngutang dulu lalu dapat duit. Setelah itu, bayar hutang dan belanja lalu ngutang lagi. Tipe I ini, disebut kelompok melarat. Tipe II, orang dapat duit lalu belanja habis. Ini disebut kelompok miskin. Tipe III, orang dapat duit lalu belanja selanjutnya nabung. Ini adalah kelompok pas-pasan. Tipe IV, dapat uang lalu 10% ditabung , bayar utang dan sisasanya untuk belanja. Ini adalah kelompok kaya. “Bagaimana dengan kita, termasuk cara yang keberapa?”, tanya Gathot.

Dalam penghujung pertemuan, Ambar mengajak peserta untuk berbuat sesuatu untuk melawan kemiskinan, yakni membangun gerakan menabung. Selain membangun gerakan menabung, peserta sepakat pada pertemuan berikut meningkatkan kapasitasnya untuk membuat mie kuning dan kue pastel (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar